Jumat, 01 April 2011

Biduk.....hanya sebuah puisi kawan


* Biduk kecil *

Biduk kecil,
Kau pun tahu lautan maha luas
Apapun bisa terjadi,
Apapun mungkin saja terjadi

Serombongan camar mencari sarangnya
Melewati perlabuhan rindu yang hampa
Meninggalkan kota kosong tak bertuan
Menyusuri laut biru yang kau impikan

Di antar embun kau membuang sauh
Berpegang bintang berharap pada rasi
Bisa tanpa layar, mungkin tanpa kayuh
Arus kecil kan bawamu menepi

Pantai kekasih rumah cinta
Disana kau dapat merenda aksara
Diatas pualam hijau bernuansa misteri
Tempat terindah mengurai bait puisi

Apapun bisa, apapun mungkin terjadi
Biduk kecil tetap akan selalu menepi
Entah dibawa tiup angin sepoi
Atau terhempas amuk badai

( duh, kau pun tahu lautan maha luas )


di kala seorang aku
di baluti alunan rindu
pada bayang -bayang hampa
yang bertandang kala gerimis senja
menyirami taman-taman sepi
berteman bunga-bunga yang hampir layu
menanti detik gugur
menyembah kepersada bumi

di kala seorang aku
menyemai ria asmara
pada kelopak bunga-bunga lesu
sebelum di santap sang ulat daun
jiwa halus tersentak dan tersedar
aku cuma sekedar tetamu petang
pengiring gerimis senja
yang ke kontangan kasih
kala dahaga datang menyapa

kini seorang aku
harus berangkat pulang
kerana bunga-bunga ditaman
kembali segar bewarna
diseri kumbang-kumbang jantan yang lebih haq
lalu aku akur
kutitipkan kuntuman senyum
padsa sebuah nostalgia usang
kerana aku sedar
aku cuma tetamu petang pengiring gerimis senja
di biduk kecil

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More